Tuberkulosis, atau TBC, adalah penyakit menular yang disebabkan oleh bakteri Mycobacterium tuberculosis. Penyakit ini dapat menyerang siapa saja, tetapi lebih berisiko pada orang dengan sistem imun yang lemah.
Mengenali gejala TBC sejak dini sangat penting untuk pengobatan yang efektif dan mencegah penyebaran penyakit. Gejala umum termasuk batuk kronis, demam, dan penurunan berat badan.
Dengan memahami gejala dan cara pencegahannya, kita dapat menjaga kesehatan masyarakat dan mengurangi risiko penularan TBC.
Poin Kunci
- Pengertian dasar tentang TBC dan penyebabnya
- Gejala umum yang perlu diwaspadai
- Cara pencegahan untuk mengurangi risiko penularan
- Pentingnya deteksi dini untuk pengobatan efektif
- Peran masyarakat dalam mencegah penyebaran TBC
Apa Itu TBC (Tuberkulosis)?
TBC atau Tuberkulosis adalah penyakit menular yang disebabkan oleh bakteri Mycobacterium tuberculosis. Penyakit ini terutama menyerang paru-paru, tetapi juga dapat mempengaruhi organ lain di tubuh.
Definisi TBC
Tuberkulosis adalah kondisi medis yang ditandai dengan adanya infeksi bakteri Mycobacterium tuberculosis. Bakteri ini dapat menyebar melalui udara ketika seseorang yang terinfeksi batuk, bersin, atau berbicara. Definisi TBC mencakup berbagai aspek, termasuk gejala, diagnosis, dan pengobatan.
Sejarah dan Epidemiologi
Sejarah TBC dimulai sejak zaman kuno, dengan bukti adanya penyakit ini ditemukan pada mumi Mesir. Penyakit ini kemudian menyebar ke berbagai belahan dunia, menjadi pandemi besar pada abad ke-18 dan 19 di Eropa. Epidemiologi TBC mempelajari distribusi dan faktor-faktor yang mempengaruhi penyebaran penyakit ini dalam populasi.
Di Indonesia, TBC masih menjadi masalah kesehatan masyarakat yang signifikan. Faktor-faktor seperti kemiskinan, kepadatan penduduk, dan kurangnya akses terhadap layanan kesehatan yang memadai berkontribusi pada tingginya angka kejadian TBC.
Gejala TBC yang Perlu Diketahui
Penting untuk memahami gejala TBC untuk deteksi dini dan penanganan yang tepat. Tuberkulosis (TBC) adalah penyakit yang dapat mempengaruhi berbagai bagian tubuh, dan gejala yang ditimbulkan dapat bervariasi.
Gejala Awal
Gejala awal TBC seringkali tidak spesifik dan dapat mirip dengan penyakit lainnya. Beberapa gejala awal yang umum meliputi:
- Batuk terus-menerus yang berlangsung lebih dari dua minggu
- Demam ringan yang biasanya terjadi pada sore atau malam hari
- Berkeringat di malam hari
- Penurunan berat badan tanpa sebab yang jelas
- Keletihan dan kehilangan nafsu makan
Gejala-gejala ini dapat berkembang secara perlahan-lahan, sehingga seringkali pasien tidak menyadari bahwa mereka menderita TBC pada tahap awal.
Gejala Lanjutan
Jika tidak diobati, TBC dapat berkembang dan menyebabkan gejala yang lebih serius. Gejala lanjutan TBC dapat meliputi:
- Batuk darah atau dahak yang berdarah
- Napas pendek dan nyeri dada
- Demam tinggi yang berlangsung lama
- Kehilangan berat badan yang signifikan
Pada tahap ini, TBC dapat menyebabkan kerusakan permanen pada organ yang terinfeksi, seperti paru-paru.
Berikut adalah tabel yang merangkum gejala TBC dari tahap awal hingga lanjutan:
Gejala | Tahap Awal | Tahap Lanjutan |
---|---|---|
Batuk | Batuk terus-menerus | Batuk darah |
Demam | Demam ringan | Demam tinggi |
Penurunan Berat Badan | Penurunan ringan | Penurunan signifikan |
Memahami gejala TBC sangat penting untuk diagnosis dini dan pengobatan yang efektif. Jika Anda atau seseorang yang Anda kenal mengalami gejala-gejala tersebut, segera konsultasikan dengan tenaga medis.
Cara Penularan TBC
Memahami cara penularan TBC sangat penting untuk pencegahan. TBC adalah penyakit menular yang disebabkan oleh bakteri Mycobacterium tuberculosis. Penularan TBC terutama terjadi melalui dua cara: melalui udara dan kontak langsung dengan penderita.
Melalui Udara
Penularan TBC melalui udara terjadi ketika seseorang menghirup droplet yang mengandung bakteri TBC yang dikeluarkan oleh penderita TBC saat batuk, bersin, atau berbicara. Droplet ini dapat bertahan di udara selama beberapa jam, sehingga memungkinkan penularan ke orang lain yang berada di sekitarnya.
Upaya pencegahan penularan melalui udara dapat dilakukan dengan memastikan ventilasi yang baik di ruangan, menggunakan masker, dan menghindari kerumunan di tempat tertutup.

Kontak Langsung
Kontak langsung dengan penderita TBC juga dapat menyebabkan penularan. Meskipun tidak seefektif penularan melalui udara, kontak langsung dan berulang dengan penderita TBC, terutama dalam lingkungan yang padat dan kurangnya higiene, dapat meningkatkan risiko penularan.
Oleh karena itu, penting untuk menghindari kontak langsung dengan penderita TBC dan memastikan bahwa penderita TBC mematuhi protokol pengobatan dan isolasi untuk mengurangi risiko penularan.
Dengan memahami cara penularan TBC, kita dapat mengambil langkah-langkah efektif untuk mencegah penyebaran penyakit ini dan melindungi masyarakat.
Faktor Risiko TBC
Memahami faktor risiko TBC sangat penting dalam upaya pencegahan dan deteksi dini. TBC merupakan penyakit yang dipengaruhi oleh berbagai faktor yang dapat meningkatkan kerentanan seseorang terhadap infeksi.
Menyusun Profil Risiko
Profil risiko TBC mencakup berbagai kondisi yang dapat meningkatkan kemungkinan seseorang terinfeksi. Kondisi-kondisi ini termasuk status gizi buruk, penyakit penyerta seperti HIV/AIDS, dan kondisi lingkungan seperti kepadatan hunian dan ventilasi yang buruk.
Selain itu, faktor perilaku seperti merokok dan konsumsi alkohol juga dapat meningkatkan risiko TBC. Oleh karena itu, memahami profil risiko ini dapat membantu dalam mengidentifikasi individu yang berisiko tinggi dan memberikan intervensi yang tepat.
Peran Sistem Imun
Sistem imun memainkan peran penting dalam melawan infeksi TBC. Individu dengan sistem imun yang lemah, seperti penderita HIV/AIDS atau mereka yang menjalani terapi imunosupresif, memiliki risiko lebih tinggi untuk terinfeksi TBC.
Oleh karena itu, memperkuat sistem imun melalui gaya hidup sehat dan intervensi medis yang tepat dapat membantu dalam mencegah TBC.
Diagnosis TBC
Diagnosis TBC yang akurat dan cepat sangat penting untuk pengobatan yang efektif. TBC adalah penyakit yang disebabkan oleh bakteri Mycobacterium tuberculosis, dan diagnosis yang tepat membantu dalam mengidentifikasi kasus serta memberikan perawatan yang sesuai.
Metode Tes Diagnostik
Beberapa metode tes diagnostik digunakan untuk mendiagnosis TBC, termasuk:
- Tes Mantoux: Tes ini melibatkan penyuntikan tuberculin ke dalam kulit untuk memeriksa reaksi tubuh.
- Rapid Diagnostic Test (RDT): Tes cepat yang dapat mendeteksi TBC dalam waktu singkat.
- X-ray Dada: Digunakan untuk memeriksa kondisi paru-paru.
- Biopsi: Pengambilan sampel jaringan untuk pemeriksaan lebih lanjut.
Setiap metode memiliki kelebihan dan keterbatasan, sehingga diagnosis seringkali melibatkan kombinasi dari beberapa tes.
Metode Tes | Kelebihan | Keterbatasan |
---|---|---|
Tes Mantoux | Mudah dilakukan, biaya rendah | Hasil bisa dipengaruhi oleh faktor lain |
Rapid Diagnostic Test (RDT) | Hasil cepat, mudah digunakan | Kemungkinan hasil positif palsu |
X-ray Dada | Menunjukkan kondisi paru-paru | Tidak spesifik untuk TBC |
Pentingnya Deteksi Dini
Deteksi dini TBC sangat penting karena dapat mengurangi risiko komplikasi dan mempercepat proses penyembuhan. Dengan diagnosis yang cepat, pasien dapat segera memulai pengobatan yang tepat, sehingga mengurangi risiko penularan kepada orang lain.
Selain itu, deteksi dini juga membantu dalam mengidentifikasi kasus TBC yang resistan terhadap obat, sehingga memungkinkan penyesuaian pengobatan yang lebih efektif.
Pengobatan TBC
Pengelolaan TBC yang efektif melibatkan penggunaan obat-obatan antituberkulosis yang tepat. Pengobatan TBC memerlukan kepatuhan yang tinggi dari pasien untuk mencegah resistensi obat dan memastikan kesembuhan total.
Obat yang Digunakan
Pengobatan TBC umumnya melibatkan kombinasi dari beberapa obat antituberkulosis lini pertama, termasuk Isoniazid, Rifampicin, Pyrazinamide, dan Ethambutol. Kombinasi ini digunakan untuk meningkatkan efektivitas pengobatan dan mengurangi risiko resistensi obat.
Obat | Fungsi |
---|---|
Isoniazid | Menghambat sintesis asam mikolat dalam dinding sel Mycobacterium tuberculosis |
Rifampicin | Menghambat RNA polimerase yang diperlukan untuk transkripsi DNA |
Pyrazinamide | Bekerja efektif dalam lingkungan asam, menghambat enzim yang diperlukan untuk sintesis asam lemak |
Ethambutol | Menghambat enzim arabinosyl transferase yang berperan dalam sintesis dinding sel |
Durasi Perawatan
Durasi pengobatan TBC bervariasi tergantung pada kondisi pasien dan jenis TBC yang diderita. Umumnya, pengobatan TBC sensitif obat berlangsung selama 6 bulan, yang terdiri dari fase intensif selama 2 bulan diikuti dengan fase lanjutan selama 4 bulan.
Menurut pedoman WHO, kepatuhan pasien terhadap pengobatan TBC sangat penting untuk mencegah resistensi obat dan memastikan kesembuhan. Pasien dianjurkan untuk tidak melewatkan dosis obat dan untuk menyelesaikan pengobatan sesuai dengan instruksi dokter.

“Pengobatan TBC yang efektif tidak hanya menyelamatkan nyawa pasien, tetapi juga membantu dalam mengendalikan penyebaran penyakit di masyarakat.”
Oleh karena itu, penting bagi pasien untuk memahami pentingnya kepatuhan terhadap pengobatan dan untuk tetap berada di bawah pengawasan medis selama proses pengobatan.
Pencegahan TBC
Mengenal cara-cara pencegahan TBC, seperti vaksinasi BCG dan hidup sehat, sangat penting dalam mengendalikan penyakit ini. Pencegahan yang efektif dapat mengurangi risiko penularan TBC secara signifikan.
Vaksinasi BCG
Vaksinasi BCG (Bacillus Calmette-Guérin) adalah salah satu metode pencegahan TBC yang paling umum digunakan. Vaksin ini diberikan terutama kepada anak-anak untuk melindungi mereka dari bentuk TBC yang lebih berat.
Keefektifan Vaksinasi BCG:
- Mencegah TBC milier dan meningitis TBC pada anak-anak
- Memberikan perlindungan yang bervariasi terhadap TBC paru pada orang dewasa
Praktik Hidup Sehat
Selain vaksinasi, menerapkan pola hidup sehat juga berperan penting dalam pencegahan TBC. Ini termasuk:
- Menghindari kontak dengan penderita TBC aktif
- Menggunakan masker saat berada di tempat umum atau berinteraksi dengan orang yang sakit
- Menerapkan etika batuk yang benar
- Mengonsumsi makanan bergizi untuk menjaga sistem imun
Berikut adalah tabel yang merangkum strategi pencegahan TBC:
Strategi Pencegahan | Keterangan |
---|---|
Vaksinasi BCG | Diberikan terutama kepada anak-anak untuk mencegah TBC berat |
Hidup Sehat | Mencakup pola hidup bersih, gizi seimbang, dan menghindari kontak dengan penderita TBC |
Penggunaan Masker | Digunakan saat berinteraksi dengan orang sakit atau di tempat umum |
Dengan memahami dan menerapkan strategi pencegahan ini, kita dapat secara efektif mengurangi risiko penularan TBC dan melindungi masyarakat, terutama kelompok rentan.
TBC pada Anak
Deteksi dini TBC pada anak sangat penting untuk mencegah komplikasi serius. TBC pada anak-anak dapat memiliki dampak jangka panjang pada kesehatan dan perkembangan mereka jika tidak ditangani dengan tepat.
Tanda dan Gejala Khusus
TBC pada anak-anak seringkali menunjukkan gejala yang tidak spesifik, sehingga diagnosis menjadi tantangan. Gejala umum termasuk batuk kronis, demam, dan penurunan berat badan. Anak-anak yang terinfeksi mungkin juga menunjukkan tanda-tanda kelelahan dan penurunan nafsu makan.
Pentingnya Skrining
Skrining TBC pada anak-anak sangat penting, terutama bagi mereka yang memiliki kontak erat dengan penderita TBC. Deteksi dini melalui skrining dapat membantu mengidentifikasi kasus TBC yang tidak bergejala. Skrining ini biasanya melibatkan tes tuberkulin dan pemeriksaan lainnya untuk memastikan diagnosis yang akurat.
Dampak Sosial dan Ekonomi TBC
TBC tidak hanya berdampak pada kesehatan fisik, tetapi juga memiliki konsekuensi sosial dan ekonomi yang signifikan. Penyakit ini mempengaruhi tidak hanya individu yang terinfeksi tetapi juga keluarga dan masyarakat sekitar.

Dampak sosial dari TBC seringkali terlihat dalam bentuk stigma yang melekat pada penderita. Stigma ini dapat menyebabkan isolasi sosial, kehilangan pekerjaan, dan kesulitan dalam mengakses layanan kesehatan.
Stigma Sebagai Hambatan
Stigma terhadap TBC merupakan hambatan besar dalam upaya pengendalian penyakit ini. Stigma dapat menyebabkan penundaan diagnosis dan pengobatan, memperburuk prognosis pasien, serta meningkatkan penularan.
Untuk mengatasi stigma, diperlukan kampanye kesadaran masyarakat yang efektif, edukasi tentang TBC, serta dukungan bagi penderita dan keluarga mereka.
Biaya Pengobatan dan Implementasi
Biaya pengobatan TBC juga merupakan beban ekonomi yang signifikan, baik bagi individu maupun sistem kesehatan. Biaya ini mencakup tidak hanya obat-obatan tetapi juga tes diagnostik, perawatan di rumah sakit, dan kehilangan produktivitas.
Pemerintah dan organisasi kesehatan perlu bekerja sama untuk mengurangi biaya ini melalui subsidi, asuransi kesehatan, dan program bantuan lainnya.
Dengan demikian, penanganan TBC yang efektif memerlukan pendekatan holistik yang tidak hanya fokus pada pengobatan medis tetapi juga pada aspek sosial dan ekonomi.
TBC Resisten Obat
TBC resisten obat merupakan tantangan besar dalam pengendalian TBC di Indonesia. Kondisi ini terjadi ketika bakteri TBC menjadi tidak responsif terhadap obat-obatan standar yang digunakan untuk mengobati TBC.
Resistensi obat TBC dapat terjadi karena berbagai faktor, termasuk penggunaan obat yang tidak tepat, kepatuhan pasien yang rendah, atau adanya resistensi primer.
Jenis-jenis Resistensi
Ada beberapa jenis resistensi TBC yang perlu diketahui, antara lain:
- Resistensi monoterapi: Resistensi terhadap satu jenis obat anti-TBC.
- Resistensi politerapi: Resistensi terhadap beberapa jenis obat anti-TBC.
- MDR-TBC (Multi-Drug Resistant Tuberculosis): Resistensi terhadap setidaknya isoniazid dan rifampisin, dua obat anti-TBC lini pertama yang paling efektif.
- XDR-TBC (Extensively Drug-Resistant Tuberculosis): Resistensi terhadap isoniazid, rifampisin, serta fluoroquinolon, dan minimal satu dari tiga obat injeksi lini kedua.
Tantangan dalam Pengobatan
Pengobatan TBC resisten obat sangat menantang karena memerlukan obat-obatan yang lebih kompleks dan memiliki efek samping yang lebih besar.
Tantangan | Deskripsi |
---|---|
Kompleksitas Pengobatan | Penggunaan obat-obatan yang lebih kompleks dan berisiko. |
Biaya Pengobatan | Biaya yang lebih tinggi untuk obat-obatan dan perawatan. |
Kepatuhan Pasien | Kesulitan dalam menjaga kepatuhan pasien terhadap regimen pengobatan yang panjang dan kompleks. |
Pengelolaan TBC resisten obat memerlukan pendekatan yang komprehensif, termasuk deteksi dini, pengobatan yang tepat, dan dukungan bagi pasien untuk meningkatkan kepatuhan.
Peran Pemerintah dalam Penanganan TBC
Pemerintah memiliki peran penting dalam menangani TBC melalui berbagai program nasional dan kerja sama internasional. Dukungan pemerintah sangat krusial dalam upaya pengendalian TBC, yang merupakan masalah kesehatan masyarakat yang signifikan.
Program Nasional
Program nasional TBC di Indonesia dirancang untuk meningkatkan deteksi dini, pengobatan yang efektif, dan pencegahan penularan. Program ini mencakup pelatihan tenaga kesehatan, distribusi obat-obatan antituberkulosis, serta kampanye kesadaran masyarakat. Dengan demikian, program nasional ini bertujuan untuk mengurangi angka kesakitan dan kematian akibat TBC.
Kerja Sama Internasional
Kerja sama internasional memainkan peran penting dalam penanganan TBC, terutama dalam hal pengembangan vaksin, penelitian obat, dan pertukaran pengetahuan. Indonesia berpartisipasi dalam berbagai inisiatif global, seperti Stop TB Partnership, untuk memperkuat upaya pengendalian TBC. Kerja sama ini memungkinkan negara-negara untuk berbagi pengalaman, teknologi, dan sumber daya dalam menangani TBC.
Melalui kerja sama internasional, Indonesia juga dapat memperoleh bantuan teknis dan finansial untuk mendukung program nasional TBC. Hal ini sangat penting dalam meningkatkan kapasitas nasional dalam menangani TBC.
Edukasi Masyarakat tentang TBC
Edukasi masyarakat tentang TBC menjadi kunci dalam mengurangi penyebaran penyakit ini. Dengan pengetahuan yang tepat, masyarakat dapat berperan aktif dalam pencegahan dan pengendalian TBC.
Kampanye Kesadaran
Kampanye kesadaran masyarakat tentang TBC dapat dilakukan melalui berbagai cara, seperti penyuluhan di tempat-tempat umum, penyebaran brosur, dan penggunaan media sosial. Tujuan utama dari kampanye ini adalah untuk meningkatkan kesadaran dan pengetahuan masyarakat tentang TBC, sehingga mereka dapat mengenali gejala-gejala awal dan melakukan tindakan pencegahan yang tepat.
Beberapa strategi kampanye kesadaran yang efektif meliputi:
- Penyuluhan di sekolah-sekolah dan tempat kerja
- Penyebaran informasi melalui media sosial dan aplikasi kesehatan
- Kerja sama dengan tokoh masyarakat dan influencer
Sumber Informasi Terpercaya
Untuk meningkatkan kesadaran dan pengetahuan masyarakat tentang TBC, diperlukan sumber informasi yang terpercaya. Beberapa sumber informasi yang dapat diandalkan antara lain:
Sumber Informasi | Deskripsi |
---|---|
Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) | Sumber informasi global tentang TBC, termasuk pedoman diagnosis dan pengobatan |
Kementerian Kesehatan RI | Sumber informasi nasional tentang TBC, termasuk program-program pencegahan dan pengendalian |
Jurnal Ilmiah | Penelitian dan kajian ilmiah tentang TBC yang dipublikasikan dalam jurnal ilmiah |
Dengan adanya edukasi yang tepat dan sumber informasi yang terpercaya, masyarakat dapat lebih waspada dan berperan aktif dalam pencegahan dan pengendalian TBC.
Masa Depan Penanganan TBC
Masa depan penanganan TBC sangat bergantung pada kemajuan inovasi pengobatan dan adaptasi terhadap tren global serta lokal. Dengan demikian, penting untuk terus memantau perkembangan terbaru dalam bidang ini.
Inovasi Pengobatan
Inovasi dalam pengobatan TBC menjadi sangat penting dalam meningkatkan efektivitas penanganan penyakit ini. Beberapa contoh inovasi yang menjanjikan termasuk:
- Pengembangan obat-obatan baru yang lebih efektif dan memiliki efek sampingan yang lebih rendah.
- Penerapan teknologi terbaru dalam diagnosis dan pengobatan, seperti penggunaan gene editing dan terapi gen.
- Peningkatan aksesibilitas pengobatan melalui program-program kesehatan masyarakat.
Tren Global dan Lokal
Tren global dan lokal dalam penanganan TBC juga memainkan peran penting dalam menentukan masa depan penyakit ini. Beberapa tren yang saat ini sedang berkembang meliputi:
- Peningkatan kerja sama internasional dalam pengendalian TBC.
- Pengembangan strategi penanganan TBC yang disesuaikan dengan kondisi lokal.
- Peningkatan kesadaran masyarakat tentang pentingnya pencegahan dan deteksi dini TBC.
Dengan memahami dan mengadaptasi tren-tren ini, kita dapat meningkatkan efektivitas penanganan TBC di masa depan.
Dalam menghadapi masa depan penanganan TBC, inovasi dan adaptasi menjadi kunci utama. Dengan demikian, kita dapat berharap untuk mengurangi beban TBC secara global dan lokal.
Kesimpulan
Pengendalian TBC memerlukan kesadaran dan aksi bersama dari seluruh lapisan masyarakat. Dengan memahami gejala, cara penularan, dan faktor risiko TBC, kita dapat mengambil langkah-langkah pencegahan yang efektif.
Peran Aktif Masyarakat dan Pemerintah
Kesadaran TBC dan aksi bersama antara masyarakat, pemerintah, dan tenaga kesehatan sangat penting dalam mencapai tujuan ini. Program-program pencegahan dan pengobatan yang efektif perlu terus ditingkatkan dan diimplementasikan dengan baik.
Dengan kerja sama yang solid, kita dapat mengurangi angka kejadian TBC dan meningkatkan kualitas hidup masyarakat. Kesimpulan TBC sebagai penyakit yang dapat dicegah dan diobati harus menjadi semangat bagi kita semua untuk terus berjuang melawan TBC.
Kesadaran TBC yang tinggi akan mendorong aksi bersama yang lebih efektif dalam mengendalikan penyakit ini.
FAQ
Apa itu TBC?
TBC (Tuberkulosis) adalah penyakit menular yang disebabkan oleh bakteri Mycobacterium tuberculosis.
Bagaimana TBC menular?
TBC menular melalui udara ketika penderita TBC batuk, bersin, atau berbicara, serta melalui kontak langsung dengan penderita.
Apa saja gejala TBC?
Gejala TBC meliputi batuk kronis, demam, berkeringat di malam hari, dan penurunan berat badan.
Bagaimana cara mendiagnosis TBC?
Diagnosis TBC dilakukan melalui tes diagnostik seperti pemeriksaan dahak, rontgen dada, dan tes darah.
Apa pengobatan TBC?
Pengobatan TBC melibatkan penggunaan obat-obatan antituberkulosis selama beberapa bulan untuk membunuh bakteri TBC.
Bagaimana cara mencegah TBC?
Pencegahan TBC dapat dilakukan melalui vaksinasi BCG, praktik hidup sehat, dan menghindari kontak dengan penderita TBC.
Apa itu TBC resisten obat?
TBC resisten obat adalah kondisi di mana bakteri TBC menjadi resisten terhadap obat-obatan antituberkulosis.
Bagaimana peran pemerintah dalam penanganan TBC?
Pemerintah berperan dalam mengimplementasikan program nasional pengendalian TBC, serta kerja sama internasional untuk mengatasi TBC.
Mengapa edukasi masyarakat tentang TBC penting?
Edukasi masyarakat tentang TBC penting untuk meningkatkan kesadaran dan mengurangi stigma terhadap penderita TBC.
Apa masa depan penanganan TBC?
Masa depan penanganan TBC melibatkan inovasi dalam pengobatan, serta tren global dan lokal dalam pengendalian TBC.